Humas IAIN Parepare---Pembukaan kuliah semester genap tahun akademik 2018/2019 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare berlangsung, Senin, 4/3/2019 di Gedung Auditorium.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.800 orang yang terdiri atas para pimpinan Institut dan fakultas, pimpinan Pascasarjana, pejabat struktural, kepala UPT, Ketua Lembaga, pengurus organisasi mahasiswa, para dosen dan mahasiswa, termasuk CPNS 2018 yg telah dinyatakan lulus.
Melalui forum pembukaan kuliah ini, Rektor kembali menegaskan tekadnya untuk membawa kampus ini meraih Akreditasi A paling lambat tahun 2021. "Tahun akademik 2019/2020 kita canangkan sebagai tahun akreditasi" tegas Rektor kepada seluruh civitas akademika IAIN Parepare. Untuk mencapai Akreditasi Institut Perguruan Tinggi (AIPT) pada tahun 2021, maka program studi yang kita miliki harus terakreditasi A, minimal 50% pada tahun 2020. Bagi Rektor, mengejar AIPT untuk IAIN Parepare bukan sesuatu yang mustahil, selama civitas kampus berkerjasama dan bekerja keras.
Akreditasi merupakan standar kualitas perguruan tinggi yang dikeluarkan BAN PT. Rektor mengejar Akreditasi A, karena itu menjadi jaminan kualitas. IAIN Parepare, menurut Rektor, merupakan perguruan tinggi terbesar di wilayah Ajatappareng, bukan hanya gedungnya tetapi dari jumlah mahasiswanya dan tentu saja besar karena kualitasnya.
Jumlah mahasiswa IAIN Parepare saat ini mencapai 8 ribuan orang.
Mahasiswa yang kuliah di kampus IAIN Parepare berasal dari lintas daerah dan bahkan luar negeri. Ada yang datang dari Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara, dan berbagai kabupaten di Sulawesi. Sementara, mahasiswa luar negeri berjumlah 6 orang berasal dari negara Thailand.
[caption id="attachment_9789" align="alignnone" width="300"] Mahasiswi asal Thailand[/caption]
"Pada tahun ini, informasi yang saya peroleh, telah ada calon mahasiswa dari Singapura, Thailand dan Malaysia yang berminat mendaftar di kampus kita" ujar Rektor yang disambut tepuk tangan peserta pembukaan kuliah. "Insyaallah, kita bercita-cita menjadikan IAIN ini sebagai kampus terbesar di Sulawesi Selatan." kata Rektor penuh obsesi.
Pada perkuliahan tahun ini, lanjut Rektor, proses perkuliahan harus berbasis riset dan e-learning. Rektor mengajak para dosen untuk mengurangi metode ceramah dalam pembelajaran dan memanfaatkan fasilitas aplikasi e-learning yang telah disiapkan oleh Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi Pangkalan Data (UPT TIPD).
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Sitti Jamilah Amin yang menyampaikan Laporan Akademik tahun 2018/2019 terkait dengan keadaan, data dan perkembangan akademik masing-masing Fakulltas. Pada Fakultas Tarbiyah, jumlah program studi 8, jumlah rombel (kelas) 465, jumlah SKS 1. 025, jumlah mahasiswa 2.733, dan jumlah dosen 66 orang, dosen luar biasa 13 orang, dosen lintas fakultas 2 orang.
Sementara Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi), jumlah Prodi 4, jumlah rombel 282, jumlah dosen 25 orang, dosen luar biasa 19 orang, dosen lintas fakultas 17 orang, jumlah sks 579 dan jumlah mahassiwa 1.637
Untuk Fakultas Ushuluddin, Adab, Dakwah dan Komunikasi (Fuad), jumlah Prodi 8, jumlah rombel 502, jumlah Dosen tetap 40 orang, dosen luar basa 13 orang, dan dosen lintas fakultas 5 orang, jumlah sks 1.222 dan jumlah mahasiswa 1.537 orang.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi), jumlah Prodi 7, jumlah rombel 360, jumlah dosen tetap 40 orang, dosen luar biasa 13 orang lintas fakultas 27 orang, jumlah sks 850 dan jumlah Mahasiswa 1.518 orang.
"Jadi, total rombel 1.609 dengan total mahasiswa yang aktif kuliah 7.425 orang. Sementara dosen secara keseluruhan untuk dosen PNS sebanyak 107 orang, dosen ppnpn 50 orang, dan cpns 33 orang" simpul Jamilah Amin dalam laporannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar